CUPLIKAN BAB 25
Meeta
menggeram pelan dan terus memejamkan matanya. Tak memperdulikan suara-suara didekatnya,
tak ingin memperdulikan tangan-tangan yang mengguncang pelan tubuhnya. Mereka
benar-benar telah mengganggu lelapnya! Meeta hanya ingin tertidur untuk
meredakan nyeri yang dia rasakan.
Hingga
terdengar suara itu di telinganya, memanggilnya dengan sebutan yang berbeda.
Meeta sekuat tenaga membuka matanya, menyingkirkan denyutan nyeri di kepalanya,
tak perduli dengan semua sakit yang dia rasakan dan menemukan wajah mungil itu
menatapnya.
Matanya
yang bening menatapnya dengan pandangan kerinduan, rambutnya yang ikal sebagian
menutupi mukanya, mulut mungilnya yang menggemaskan tak berhenti mengucapkan
sebuah kata yang teramat dirindukannya.
“Mama..”
Panggil peri kecil itu pelan. Kedua bola matanya yang bulat menatapnya dengan
pandangan penuh cinta dan kerinduan.
Tubuh
Meeta berguncang menahan isak, ingin sekali merengkuhnya, membawanya ke dadanya
agar dia bisa mendengarkan degup cinta dan kerinduan Meeta untuknya. Meeta
menatap peri kecilnya dengan pandangan tak percaya. Air mata mengaburkan
pandangan Meeta, membuatnya tak bisa puas melihat pipi montok putri kecilnya.
Meeta
bermaksud mengusap air mata yang menutupi pandangannya dan menyadari tangannya
susah digerakkan. Sesuatu yang berat menahan lengannya. Meeta mengalihkan
tatapannya dari wajah mungil itu, mencari tahu apa yang terjadi dengan
tangannya yang berdenyut nyeri.
Dan
menemukan wajah mungil pertamanya disana! Mengguncang pelan tangannya! Menarik
perhatiannya! Dan Meeta tertawa dengan air mata yang tak berhenti membasahi
pipinya.
***
Salam sayang
by Rinzhara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar