Kutatap diriku
didepan cermin, melihat bayang tubuhku disana. menyesali berlalunya waktu yang
kubuang tanpa sempat memperhatikannya.
Kulit yang
tampak kencang dan segar itu mulai mengendur disana sini, terlihat kering dan
kusam. Terpanggang teriknya mentari bertahun-tahun tanpa tersentun cream dan
sunblock untuk melindunginya.
Goresan selulit
menyilang membentuk garis-garis putih yang menghiasi kulit kusan itu di
beberapa tempat. Bahkan bekas garukan saat-saat kehamilannya tampak jelas
membekas di perutnya.
Tanganku
bergerak keatas perut, menggenggam lembut kedua belah bukitku yang dulu begitu
indah dan kencang. Sekarang keduanya tampak menggantung lemas. Seakan isinya
telah habis dipompa keluar oleh kedua peri kecilku saat mereka mengisapnya
dengan kuat.
Aku mendesah
sambil tak henti memperhatikan sesosok tubuh kusam yang dipantulkan cermin
didepanku.
Benarkah
ini tubuhku yang dulu indah dan banyak membuat wanita iri padaku?
Benarkah
ini tubuh yang kubaggakan waktu itu?
Kemana perginya
keindahan yang dulu melekat disana?
Waktu telah
menunjukkan kuasanya. Kesibukanku sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten,
membuatku tak sempat memikirkan penampilan dan tubuhku.
Setiap hari
selalu berkejaran dengan waktu, menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang tak
ada habisnya, melayani semua kebutuhan suami dan membesarkan kedua anakku yang
masih balita.
Bahkan sekedar
untuk menyisir rambutpun aku tak sempat. Semua orang dirumah ini selalu
meneriakkan keinginan mereka, menuntutnya untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Aku mendesah
dengan sedih.
Mungkin inilah
penyebab para suami mencari selingkuhan di luar sana. Istrinya yang tak punya
waktu dan malas merawat tubuhnya membuat para suami mengalihkan pandangannya
pada gadis lain yang lebih menawan.
Sudah terlambat
buatnya untuk menyesali semua waktu yang tebuang. Sudah terlambat baginya untuk
mengembalikan tubuh indahnya. Dan sudah sangat terlambat baginya untuk mencoba kembali
memikat suaminya.
Dia telah
terbang bersama gadis lain yang lebih menawan di luar sana. Dan tak ada lagi
harapan baginya untuk membuat suaminya kembali mencintainya.
Apa yang
bisa dia gunakan untuk membuatnya kembali ke rumah?
Tubuh dan
kecantikannya sudah terkikis oleh usia. Rumah mereka tak lagi terasa nyaman
buat suaminya yang suka kerapian. Kerja kerasnya merapikan rumah selalu
berhasil diporakporandakan kedua peri kecilnya.
Dan bahkan
gairah di atas ranjangpun sudah lama tak mampu dia berikan.
Keletihannya
mengurus rumah dan anak-anak telah melenyapkan segala nafsu dan gairah pada
dirinya. Sudah lama dia hanya berperan sebagai pelayan suaminya, berpura-pura
orgasme agar semuanya segera selesai dan dia dapat memejamkan matanya untuk
beristirahat.
Ya! tak
ada yang bisa dia lakukan untuk memikat kembali suaminya pulang ke rumah. Kesadaran
itulah yang bisa meredakan rasa marah dihatinya. Membuatnya mampu melanjutkan
hidupnya sendirian sekarang!
dia
mulai mengenakan pakaiannya. Sebentar lagi kedua anaknya akan berteriak meminta
perhatiannya. Tak ada waktu baginya untuk menyesali semuanya!
Baginya saat
ini hanya merekalah hidupnya!
Hanya kepada
merekalah dia menggantungkan cinta dan harapannya.
Hanya kedua
peri kecilnya yang menguatkannya!
Sedikit tersentak
saat sebuah tangan mungil mendekapnya.
Jagoan kecilnya
memeluk pinggangnya dengan mata menyiratkan perasaan cinta.
Kukembangkan
senyum sambil mengusap jari mungilnya. tak lagi bisa membendung air mataku yang
tumpah saat mendengarnya mengucapkan kata-kata.
"Bagi topan,
mama cewek termanis di dunia!"
"I love
you ma!"
By Rinzhara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar