“Brengsek!!” umpat Danu sambil
melepaskan diri dari pelukan Sekar.
Sekar mencoba menarik lengan Danu
kembali, tapi Danu mengibaskan pegangan Sekar dan mulai bangkit berdiri.
“Ayolah Nu! Tak usah digubris sms itu!
Dia hanya membual!”
Danu tak menghiraukan kata-kata Sekar.
Dengan langkah panjang dia berjalan ke toilet untuk membasuh dirinya.
“Nu! Waktu kita tinggal sedikit! Tak
perlu kau hiraukan orang itu. Dia hanya ingin mengganggu kita!” seru Sekar
sambil bangkit dan duduk di atas ranjang. Mengamati Danu yang sedang
berpakaian.
“Aku akan buktikan kata-katanya!”
“Maksudmu?”
“Aku akan keluar dan melihat. Benarkah
Gee ada di luar.”
“Gee!” teriak Sekar dengan nada marah.
“Karena kau takut ketahuan Gee kan? Kau tak mungkin seperti ini jika tak ada
hubungan apa-apa dengan Gee. Kau membohongiku!”
“Tunggu di sini sebentar. Aku akan
mencari tahu kebenaran sms itu!” kata Danu sambil membuka pintu kamar dan
keluar.
Tak menggubris kata-kata dan kemarahan
Sekar. Keberadaan Gee di luar akan membuat kesulitan sendiri baginya. Kemarahan
Gee akhir-akhir ini karena kabar yang dibawa si pengirim sms itu tentang
hubungannya dengan Sekar sudah cukup membuatnya pusing. Dia tak mau Gee
benar-benar membuktikan kebohongannya! Jika memang mereka harus berpisah, Danu
tak ingin putusnya hubungan mereka karena adanya Sekar.
Danu melangkah keluar halaman hotel
tempat dia menginap bersama Sekar melalui pintu samping yang menghubungkan
hotel itu dengan taman di samping hotel. Mengamati dan mulai mencari-cari sosok
Gee diantara orang-orang yang sedang berdiri di seberang jalan. Memperhatikan
keadaan sekeliling hotel untuk mencari mobil milik Gee.
***
Sementara itu Sekar masih duduk di
atas ranjang dengan perasaan kesal.
“Sialan! Kenapa aku harus membuka sms
itu?” sesal Sekar sambil menyandarkan tubuhnya yang masih telanjang.
Sebentar lagi dia harus bersiap-siap
untuk pergi ke bandara, kembali pulang ke tengah keluarganya. Setelah sebulan
lamanya dia meninggalkan mereka karena telpon dari ibunya yang mengabarkan
kondisi kesehatan ayahnya. Atas ijin suaminya dia pulang ke kota kelahirannya.
Meninggalkan kedua anaknya dan mengabarkan pada Danu tentang kedatangannya.
Pertemuan dengan Danu dan
permintaannyalah yang membuat rencana kepulangannya seminggu menjadi sebulan.
Karena Danulah hingga dia membohongi suaminya tentang kondisi kesehatan
ayahnya.
Sekar menarik nafas panjang.
Sebenarnya dari awal kedekatan mereka, Sekar sudah mencium adanya hubungan Danu
dan Gee. Sms itulah yang memberitahunya untuk berhati-hati menjalin hubungan
dengan Danu.
Tapi rasa tak mau mengalah dan keinginan
di hatinya untuk bisa merebut Danu dari Gee yang membuatnya tak menghiraukan
peringatan si pengirim sms itu.
Dia tak mengenal Gee! Tapi tetap saja
dia tak rela Danu mencintai wanita lain selain istrinya. Bagaimanapun Danu dulu
miliknya! Miliknya yang terpaksa dia lepas untuk meraih cita-citanya. Andai
berpuluh tahun lalu dia tak memutuskan lebih memilih karirnya, mungkin saat ini
mereka berdua sudah hidup berbahagia.
Dia adalah cinta pertama Danu. Dia
tahu Danu masih teramat mencintainya. Dan dia tahu Danu akan lebih bahagia
bersamanya dibanding dengan pernikahannya dengan Setia. Setia tak bisa
memberikan keturunan yang amat sangat diinginkan Danu. Dan sudah terbukti bahwa
dia bisa memberikannya pada Danu. Dia bisa memberikan apa yang istrinya tak sanggup
memberikannya!
Dan dia tak rela jika wanita lain itu
merebut tempatnya! Gee! Wanita itulah yang sebenarnya memicu perselingkuhannya.
Karena tak mau Danu dimiliki oleh wanita lainlah yang membuatnya nekad kembali
menjalin hubungan di luar pernikahannya.
“Gee!” desis Sekar dengan geram.
***
Dia sudah hampir membalikkan badannya
memasuki pintu samping saat sudut matanya menangkap sosok yang ada di atas
motor yang melaju memasuki halaman hotel tempatnya menginap.
“Sialan!” desisnya panik menyadari
sebentar lagi akan terjadi keributan di kamarnya.
Danu mengintip Setia yang sedang sibuk
memarkir motornya di halaman depan, menyembunyikan tubuhnya agar tak terlihat
dan memperhatikan langkah Setia kearah kamar dimana Sekar sedang menunggunya.
Tak ada yang bisa dilakukannya
sekarang selain sembunyi dan membiarkan Sekar yang menghadapi kedatangan Setia.
Dia hanya bisa berharap Sekar sempat menyembunyikan barang-barang miliknya jika
tak mampu menahan Setia agar tak memasuki kamar tempat mereka menginap.
“Brengsek!” umpat Danu lagi.
Ancaman si pengirim sms itu tak
main-main. Berulangkali dia menerima ancaman akan dilaporkan pada Setia tentang
perselingkuhannya. Tapi ketenangan Setia menanggapi sms yang masuk ke HPnya
membuatnya tenang. Membuatnya meneruskan hubungannya dengan Gee dan Sekar. Selama
Setia percaya penyangkalannya akan membuat semuanya berjalan baik.
Dia benar-benar tak menyangka Setia
akan menanggapi serius berita si pengirim sms tentang keberadaannya di hotel
ini dengan Sekar.
Danu terus mengumpat sambil memukul
dinding pagar di depannya. Mencaci si pengirim sms, dan mengumpati dirinya yang
menganggap iseng ancamannya!
***
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar