Bagian 4 : Pencarian Bunga
Detak
suara langkah Bunga menggema di koridor rumah sakit yang masih tampak lengang
pagi ini. Dia memang datang lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan Maya,
mantan teman sekolahnya di SMA. Tapi setelah semalaman tak bisa memejamkan
mata, setelah semalaman pikirannya dihantui berbagai prasangka dan kecurigaan.
Begitu matahari menampakkan dirinya, Bunga segera bergegas keluar dari rumah.
Berharap mendapatkan informasi yang diinginkannya dari Maya sehubungan dengan
kasus kematian kekasihnya.
Bunga
melihat jam di pergelangan tangannya. Masih tersisa waktu satu jam baginya dan
itu berarti masih ada waktu untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan.
Bunga melangkah cepat menuju halaman belakang rumah sakit. Berjalan dengan
langkah bergegas kearah kantin yang berjejer di sana, memilih salah satunya dan
berharap mendapatkan makanan yang rasanya tak mengacaukan seleranya.
Kantin
itu tampak sepi saat Bunga memasukinya, memilih tempat duduk di sudut ruangan
dan memesan soto kudus saat melihatnya ada diantara menu di meja. Meraih HPnya
dari dalam tas, membuka email yang masuk dan mulai asik membaca satu demi satu
sambil menyantap soto yang baru saja diantarkan padanya.
Sedikit
terkejut dengan rasanya. Makanan rumah sakit selalu diidentikkan dengan makanan
tanpa rasa. Dan mengejutkan saat mendapati bahwa soto itu ternyata tak kalah
rasanya dengan soto kudus franchise dari Semarang yang terkenal.
“Wah!
Betapa beruntungnya kau memilih menu yang tepat. Soto kudus merupakan menu
kebanggaan kantin ini. Nikmat bukan?” Bunga mengangkat kepalanya cepat.
Bersorak dan bangkit memeluk Maya yang telah berada di depannya.
Simak selengkapnya di “air mata diantara illalang” segera terbit!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar