Pagi cantik, sudah sarapan? Sarapan dulu gih! Jangan capek-capek ya!
Aku
tersenyum membaca SMS itu, menghapus tanpa membalasnya dan kembali
menyibukkan diri dengan rutinitas harianku yang tak pernah ada habisnya.
Mencoba mengesampingkan kegembiraan yang hadir karena perhatian kecil
yang kudapatkan.
***
Siang sayang, istirahat dulu! Jangan lupa makan siang ya!
Kembali
kutekan tombol delete di HPku, kembali menutupnya tanpa membalas pesan
yang kuterima. Pesan dari lelaki yang sama yang memberikan kegembiraan
kecil di pagiku tadi. Di pagi-pagi sebelumnya dan di siang-siang
sebelumnya. Aku tersenyum dan kembali menyibukkan diri dengan
anak-anakku yang berteriak menuntut perhatian.
***
Malam say. Jangan malam-malam main internetnya ya! Besok pagi kan harus bangun pagi lagi. Met bubuk cantik, mimpi indah ya!
“Oh
Tuhan!” Bisikku pelan. Sampai kapan dia akan bertahan mengirimkan
pesan-pesan penuh perhatian? Kenapa dia tak merasa bosan meski sudah
berbulan-bulan aku tak memperdulikan SMS-SMSnya?
Dan
sampai kapan aku bisa bertahan? Sampai kapan aku bisa bersikap
pura-pura tak memperdulikannya? Sampai kapan? Sedang perhatiannya begitu
menyejukkan, bagai embun yang menyejukkan hari-hariku yang melelahkan!
Aku
menghela nafas lelah. Butuh energi banyak untuk meniadakan
perhatiannya. Perhatian kecil yang selalu kurindukan datang dari sosok
lelaki sahku. Perhatian kecil yang mampu memercikkan api kegembiraan
ditengah kelelahanku mengerjakan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga.
Perhatian kecil yang mampu memberiku semangat, yang bisa membuat hatiku
berbunga-bunga dan yang mampu membuatku merasa dihargai sebagai seorang
perempuan.
Kubaringkan
tubuhku diatas ranjang. Betapa beratnya menolak godaan lelaki itu.
Betapa beratnya melawan rasa yang mulai hadir. Betapa beratnya menjadi
istri setia diantara godaan yang terus datang.
Ahh..
Andai sedikit saja suamiku memiliki apa yang dimiliki lelaki itu! Andai
suamiku memberi sedikit saja perhatian padaku, tentu tak akan pernah
menjadi masalah untuk bertindak tegas atas godaan lelaki di luar sana.
Akan mudah untukku menegurnya dan berkata “berhenti memperhatikanku!”
“Ahh..
Dan salahkah aku jika akhirnya menyerah?” Tanyaku pelan sambil
memejamkan mata. Berharap mimpi indah menghampiriku. Seperti pinta
lelaki itu! Lelaki yang telah memberi warna bagi hari-hariku. Lelaki
yang memiliki apa yang kurindu sepanjang waktuku!
“Dan salahkah aku…?” Tanyaku dalam bisik sebelum lelap menenggelamkanku.
***
by Rinzhara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar