Bukan hanya Milikmu Seorang! [ 2 ]

lanjutan...

“Brengsek!!” umpat Danu sambil melepaskan diri dari pelukan Sekar.
Sekar mencoba menarik lengan Danu kembali, tapi Danu mengibaskan pegangan Sekar dan mulai bangkit berdiri.
“Ayolah Nu! Tak usah digubris sms itu! Dia hanya membual!”
Danu tak menghiraukan kata-kata Sekar. Dengan langkah panjang dia berjalan ke toilet untuk membasuh dirinya.
“Nu! Waktu kita tinggal sedikit! Tak perlu kau hiraukan orang itu. Dia hanya ingin mengganggu kita!” seru Sekar sambil bangkit dan duduk di atas ranjang. Mengamati Danu yang sedang berpakaian.
“Aku akan buktikan kata-katanya!”
“Maksudmu?”
“Aku akan keluar dan melihat. Benarkah Gee ada di luar.”
“Gee!” teriak Sekar dengan nada marah. “Karena kau takut ketahuan Gee kan? Kau tak mungkin seperti ini jika tak ada hubungan apa-apa dengan Gee. Kau membohongiku!”

“Tunggu di sini sebentar. Aku akan mencari tahu kebenaran sms itu!” kata Danu sambil membuka pintu kamar dan keluar.
Tak menggubris kata-kata dan kemarahan Sekar. Keberadaan Gee di luar akan membuat kesulitan sendiri baginya. Kemarahan Gee akhir-akhir ini karena kabar yang dibawa si pengirim sms itu tentang hubungannya dengan Sekar sudah cukup membuatnya pusing. Dia tak mau Gee benar-benar membuktikan kebohongannya! Jika memang mereka harus berpisah, Danu tak ingin putusnya hubungan mereka karena adanya Sekar.
Danu melangkah keluar halaman hotel tempat dia menginap bersama Sekar melalui pintu samping yang menghubungkan hotel itu dengan taman di samping hotel. Mengamati dan mulai mencari-cari sosok Gee diantara orang-orang yang sedang berdiri di seberang jalan. Memperhatikan keadaan sekeliling hotel untuk mencari mobil milik Gee.
***
Sementara itu Sekar masih duduk di atas ranjang dengan perasaan kesal.
“Sialan! Kenapa aku harus membuka sms itu?” sesal Sekar sambil menyandarkan tubuhnya yang masih telanjang.
Sebentar lagi dia harus bersiap-siap untuk pergi ke bandara, kembali pulang ke tengah keluarganya. Setelah sebulan lamanya dia meninggalkan mereka karena telpon dari ibunya yang mengabarkan kondisi kesehatan ayahnya. Atas ijin suaminya dia pulang ke kota kelahirannya. Meninggalkan kedua anaknya dan mengabarkan pada Danu tentang kedatangannya.
Pertemuan dengan Danu dan permintaannyalah yang membuat rencana kepulangannya seminggu menjadi sebulan. Karena Danulah hingga dia membohongi suaminya tentang kondisi kesehatan ayahnya.
Sekar menarik nafas panjang. Sebenarnya dari awal kedekatan mereka, Sekar sudah mencium adanya hubungan Danu dan Gee. Sms itulah yang memberitahunya untuk berhati-hati menjalin hubungan dengan Danu.
Tapi rasa tak mau mengalah dan keinginan di hatinya untuk bisa merebut Danu dari Gee yang membuatnya tak menghiraukan peringatan si pengirim sms itu.
Dia tak mengenal Gee! Tapi tetap saja dia tak rela Danu mencintai wanita lain selain istrinya. Bagaimanapun Danu dulu miliknya! Miliknya yang terpaksa dia lepas untuk meraih cita-citanya. Andai berpuluh tahun lalu dia tak memutuskan lebih memilih karirnya, mungkin saat ini mereka berdua sudah hidup berbahagia.
Dia adalah cinta pertama Danu. Dia tahu Danu masih teramat mencintainya. Dan dia tahu Danu akan lebih bahagia bersamanya dibanding dengan pernikahannya dengan Setia. Setia tak bisa memberikan keturunan yang amat sangat diinginkan Danu. Dan sudah terbukti bahwa dia bisa memberikannya pada Danu. Dia bisa memberikan apa yang istrinya tak sanggup memberikannya!
Dan dia tak rela jika wanita lain itu merebut tempatnya! Gee! Wanita itulah yang sebenarnya memicu perselingkuhannya. Karena tak mau Danu dimiliki oleh wanita lainlah yang membuatnya nekad kembali menjalin hubungan di luar pernikahannya.
“Gee!” desis Sekar dengan geram.
***
Dia sudah hampir membalikkan badannya memasuki pintu samping saat sudut matanya menangkap sosok yang ada di atas motor yang melaju memasuki halaman hotel tempatnya menginap.
“Sialan!” desisnya panik menyadari sebentar lagi akan terjadi keributan di kamarnya.
Danu mengintip Setia yang sedang sibuk memarkir motornya di halaman depan, menyembunyikan tubuhnya agar tak terlihat dan memperhatikan langkah Setia kearah kamar dimana Sekar sedang menunggunya.
Tak ada yang bisa dilakukannya sekarang selain sembunyi dan membiarkan Sekar yang menghadapi kedatangan Setia. Dia hanya bisa berharap Sekar sempat menyembunyikan barang-barang miliknya jika tak mampu menahan Setia agar tak memasuki kamar tempat mereka menginap.
“Brengsek!” umpat Danu lagi.
Ancaman si pengirim sms itu tak main-main. Berulangkali dia menerima ancaman akan dilaporkan pada Setia tentang perselingkuhannya. Tapi ketenangan Setia menanggapi sms yang masuk ke HPnya membuatnya tenang. Membuatnya meneruskan hubungannya dengan Gee dan Sekar. Selama Setia percaya penyangkalannya akan membuat semuanya berjalan baik.
Dia benar-benar tak menyangka Setia akan menanggapi serius berita si pengirim sms tentang keberadaannya di hotel ini dengan Sekar.
Danu terus mengumpat sambil memukul dinding pagar di depannya. Mencaci si pengirim sms, dan mengumpati dirinya yang menganggap iseng ancamannya!
***
bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar