BAB 9


CUPLIKAN BAB 9 .. – baca bab sebelumnya disini..


Words = 1.942


SEPENGGAL DI BAB 9..

Sambil mengeluh kesakitan, Meeta berusaha membuka matanya yang terasa berat. Memandang tak percaya sosok seorang lelaki tinggi besar yang sedang berdiri mengangkanginya. Meeta mengerjap tak percaya. Berusaha membuka mulut untuk bertanya, dan tiba-tiba lelaki itu mengayunkan tangan, terdengar suara mengerikan saat gasper ditangan lelaki itu mendarat cepat diperutnya. Meeta teriak kesakitan dan bersamaan dengan rasa perih yang mulai menyerang seluruh tubuhnya, kesadaran itu muncul dan menampakkan gambarnya! Dia berada ditangan seorang psikopat!! 

Tiba-tiba laki-laki itu menghentikan cambukannya, turun dari ranjang dimana Meeta masih terkapar tak berdaya. Dengan langkah lebar lelaki itu sudah ada disampingnya. Meeta merasa ngeri melihat apa yang dibawa lelaki itu, sebuah tongkat besar! Tongkat dengan gerigi yang mengerikan, dengan kabel panjang di pangkalnya dan dengan kejam lelaki itu mengarahkan ke vaginanya.
Tak ada yang bisa Meeta lakukan. Dia tahu, tak akan bisa mengindari siksaan berikutnya. Siksaan yang bahkan tak sanggup membuatnya berteriak. Sambil berusaha menahan isak yang akan keluar, Meeta merapalkan doa.
Jika semua ini memang harus dia rasakan, dia hanya menginginkan satu hal! Tolong ya Tuhanku, berikan kekebalanmu padaku agar aku tak bisa merasakan sakitnya, agar aku tak bisa mengingatnya.
Dan saat lelaki itu mulai menyiksa bagian tubuh bawahnya, Meeta memejamkan matanya pelan. Membawa rasa sakit dan angannya jauh ke batas nirwana. Ke tempat dimana Meeta tak akan merasakan sakit dan penyiksaan. Tempat yang begitu nyaman dengan beribu bintang berwarna. Tempat dimana hanya kedamaian dan rasa gembira yang ada. Di tempat itu Meeta menari sepuasnya, tertawa dan bercanda dengan penuh gembira. Mencampakkan rasa sakit yang memaksa rasanya. Menghapus semua ingatan yang menggoreskan luka. Dan Meeta tertawa sepuasnya. Menertawai lelaki bodoh yang sedang menyiksanya, menertawai rasa sakit yang menghujamnya, menertawai sayatan dan cambukan lelaki itu yang tak ada berhentinya. Dan Meeta terus tertawa sampai lelaki itu menyerah. Menghentikan kebiadabannya dan berlalu meninggalkannya. Meninggalkannya sendirian di sebuah kamar besar dan mewah. Di kamar yang aroma wanginya tak juga hilang. Di kamar yang akhirnya Bayu membawanya pulang.
 Agung tak beranjak sedikitpun dari samping Meeta, menyaksikan pergulatan Meeta dialam bawah sadarnya, melihat tubuh Meeta yang terlonjak-lonjak diatas ranjang rumah sakit dimana Meeta baru saja menjalani operasi lutut kanannya.
Menurut dokter, Meeta saat ini sedang tidur lelap, dan Agung mempercayainya. Karena Meeta hanya disuntik bius lokal oleh dokter tersebut. Dan itu berarti kesadarannya masih ada. Hanya mungkin rasa lelah menanggung derita dan masalahnya, membuat Meeta seperti tak sadarkan diri.
***
Agung terus mengamati tidur Meeta yang tidak tenang, berusaha membangunkan Meeta, menggenggam tangannya dan memanggil-manggil Meeta. Agung tak tahu apa yang Meeta alami di alam mimpinya, dia hanya melihat wajah Meeta yang menggambarkan ketakutan dengan mulutnya yang seolah-olah meneriakkan kesakitan. Agung terus berusaha membangunkan Meeta, tak tega melihatnya berjuang sendiri di alam halusinasinya. Tapi tampaknya panggilannya tak dihiraukan. Meeta terus kembali terlelap setelah beberapa kali mengerjap.
“Meet," ucap Agung lirih.
Prihatin melihat penderitaannya dan karena tak tahu harus berbuat apa akhirnya Agung mendekat dan berbisik lirih di telinga Meeta.
“Meet, kalo loe gak mau bangun, setidaknya bawa gue ke alam mimpi loe! Agar gue bisa bantuin loe melawan apapun yang membuat loe ketakutan seperti ini.”
Meeta mengerjapkan mata, seolah mengerti perkataan Agung. Hanya sesaat! Sebelum kembali terlelap.
***
Total words Bab 1 – 9 = 19.717

3 komentar:

  1. duh serem, sptinya sy ga bs nulis crita spti ini... hiiyyyy.. tp keren mba, lanjutkan :D

    BalasHapus
  2. 20.284... keren! ayo terus lagi! Bakal nyampek 50 atau malah lebih ini mbak.

    BalasHapus
  3. mbak NF >> hihihii..pas nulisnya sampai bangunin suami buat nemenin...:D

    mbak Nufus >> gak tahu nih..nyampek gak ya? pengennya kok cepet ending...qiqiqiii..;)

    BalasHapus