ingatan menyayat..


Goresan kata dalam tinta merah muda..
Kubaca seksama..
Kuresapi rasa..


Apa kabar?
Pengen banget tahu kabarmu, pengen banget denger suaramu, pengen banget melihatmu lagi..pengen banget merengkuhmu dalam pelukku..pengen banget menyusuri lembutnya kulitmu dengan belai kasihku.. Aaahh..pengen dan pengen banget! Pengen kau tahu besarnya rasa cintaku untukmu.


Goresan warna merah muda telah memudar,
Termakan detak jarum jam,
Terkikis mentari yang berganti rembulan,
Tersamarkan oleh tahun yang telah tergantikan..




Ingin itu jadi milikku kini!

Tapi..
Aku menahan diri..
Kusibukkan diri agar keinginan itu hanya sebatas ingin..

Aku tak ingin kembali hanyut bersama obsesi..
Aku bertahan dari harapan tak pasti yang menggodaku tiada henti..
Aku menghindari mimpi semu yang pernah kau goreskan ditiap lelapku..
Aku tak menginginkanmu lagi!

Ah ya!
Tak perlu mencibir dan menudingku menipu diri!
Ya! Aku akui..
Aku menipu diri!

Tapi jika itu bisa membuat mentari kembali menghangatkan hati..
Jika dengan menipu diri bisa membuatku tak memikirkanmu lagi..
Jika dengan itu aku bisa ceria kembali..
Aku akan jadikan menipu diri sebagai hobi,
Kan kulakukan di setiap menit berganti!

Kau tahu kenapa?
Karena aku ingin senyum itu tak lagi tersungging di bibirmu!
Seperti senyumku yang kau rampas dari hidupku!

Aku ingin menyakitimu!
Seperti luka yang kau goreskan di hatiku!
Aku ingin menipumu..
Seperti kau menipuku ratusan kali waktu dulu!

Tahukah kau?
Bahkan aku ingin melihatmu hancur!!
Seperti kehancuranku kala itu..

Setiap tetes air mataku harus terbayar dengan derai tangismu..
Setiap luka yang kau goreskan dihatiku harus terbayar dengan sayatan dalam dijiwamu!

Aku ingin membencimu ditiap detak jantungku!
Aku ingin melukaimu ditiap lubang porimu!
Aku ingin melihatmu terpuruk bersama kebohongan dan kemunafikanmu!!

Meski untuk semua itu, aku harus menjalani hari tanpa mentari!

Goresan warna merah muda berserakan berupa serpih..
Terbang menghilang terbawa angin..
Guguku sesali musnahnya kenangan terakhir..

Jingga mentari senja terlihat kabur dibalik derai air mata..
Kuayunkan langkah tinggalkan taman kenangan..

Tak hiraukan undangan biru muda yang tertinggal terbang dan terhempas..
Tak hiraukan saat seorang pemulung membacanya dengan terbata..

Dan aku terus melangkah..
Bersama sebuah ingatan menyayat..

by Rinzhara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar