Skenario Cinta - Bagian 5



Bab 2





“Bagaimana?” Tanya Rasha begitu Elang menghempaskan tubuhnya disofa samping Rasha.
Elang menatap Rasha dan tersenyum puas.

“Berhasil?” Tanyanya tak sabar melihat Elang hanya menjawabnya dengan senyum puas.

“Dia akan menghubungimu nanti. Tapi ya! Kemungkinan berhasil bila melihat reaksinya atas kata-kata yang kuucapkan.”

“Wah!” Mata Rasha berbinar senang, beranjak dari duduknya dan memeluk tubuh Elang sembari mendaratkan satu kecupan selamat.

“Apa yang kau katakan?”

“Seperti yang kita rencanakan semalam.”

“Dan setujukah dia untuk menandatangani perjanjian?”

“Kau harus berperan, sayang! Kudengar anaknya menunggak uang sekolah tiga bulan. Datang dan selesaikan semua.”

Dahi Rasha berkerenyit heran.

“Dia akan merasa terbebas dari beban. Dan punya alasan untuk menolak!”

“Tidak! Dia tipekal pembalas budi, sayang. Dia terpaksa akan menandatangani karena merasa berhutang.”

“Yakinkah kau?”

“Ya! Hanya satu beban yang kita bebaskan dari bahunya. Masih ada tagihan listrik dan tagihan bank! Dan jumlahnya sangat besar baginya. Dia akan menyerah!”

“Bagaimana jika dia mampu membayarnya?”

“Sepekan! Dari mana dia bisa mendapatkannya? Hanya kita yang dia kenal dekat. Hanya kita yang bisa membantunya!”

“Tapi..”

“Percayalah!” Sambar Elang cepat. “Aku tak ingin melakukannya. Karena dia akan tahu dan akhirnya akan menolak tawaran kita. Dia terlalu mengangkat harga dirinya saat didepan pria.”

“Baiklah! Toh hanya satu beban. Aku akan ke sekolah besok.”

“Jangan lupa isyaratkan sebuah nama agar terdengar oleh Laras.”

“Ok!” Jawab Rasha riang sambil mengecup kembali bibir Elang kekasihnya.

Bergelayut manja dan merbahkan dirinya dalam rengkuh Elang, menikmati setiap belaian lelaki yang dicintainya.

Lelaki yang tak kan rela dibaginya untuk perempuan lain, jika dia boleh jujur mengedepankan rasa. Tapi kebahagiaan Elang yang utama! Dan dia tahu, Elang begitu mencintainya, begitu menyayanginya dan tak mungkin mengkhianati cinta Rasha.

Kebahagiaan Elang dan dirinya yang tepat! Ya! Dia juga sangat merindukan anak, dia mencintai anak-anak sejak masa gadisnya, selalu bermimpi memiliki anak dalam jumlah banyak, selalu mengkhayalkan keriuhan di rumah oleh tawa canda mereka.

Tapi semestalah yang berkehendak! Rahim itu direnggut dari dalam dirinya atas ijin Elang yang memilih hidup istrinya bertahan lebih lama dibandingkan kesempatan memiliki keturunan.

Rasa bersalah menjadi perempuan yang tak sempurna dan rasa rindunya akan kehadiran anak-anak yang memunculkan ide itu di kepalanya. Elang harus menikah lagi dan mendapatkan keturunan dari darah dagingnya. Keturunan yang bisa membahagiakan Rasha dan menguatkan cinta Elang, anak yang akan meneruskan bisnis yang dibangunnya dan anak yang akan diperolehnya dari pernikahan Elang dengan perempuan lain seijinnya.

Butuh waktu setahun bagi Rasha untuk meyakinkan Elang akan idenya. Butuh waktu lama bagi Rasha bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk menyempurnakan kebahagiaan mereka! Dia tak mau anak yang tak jelas garis keturunannya dan dia sangat menginginkan anak yang mewarisi garis darah Elang!

Dan perburuan itu pun mulai mewarnai hari-harinya. Dia telah memiliki kriteria madu yang akan disandingkan dengan Elang dan dia harus memilih sendiri calon terbaik yang ditemukannya.

Rasha mendesah saat belaian Elang mulai membuat setiap pori-porinya meremang. Pengembaraannya di dunia lamunan terusik oleh hasrat yang mulai bangkit mengusik kewanitaannya.

Diikutinya langkah Elang yang menuntunnya dengan penuh kelembutan ke arah kamar mereka, dinikmatinya belaian Elang yang tak putus dalam setiap langkah mereka dan dikecupnya bagian-bagian yang dia tahu akan membuat keinginan Elang memberontak minta pelepasan.

***


by Rinzhara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar