Bab
2
“Bagaimana?”
Tanya Rasha begitu Elang menghempaskan tubuhnya disofa samping Rasha.
Elang
menatap Rasha dan tersenyum puas.
“Berhasil?”
Tanyanya tak sabar melihat Elang hanya menjawabnya dengan senyum puas.
“Dia
akan menghubungimu nanti. Tapi ya! Kemungkinan berhasil bila melihat reaksinya
atas kata-kata yang kuucapkan.”
“Wah!”
Mata Rasha berbinar senang, beranjak dari duduknya dan memeluk tubuh Elang
sembari mendaratkan satu kecupan selamat.
“Apa
yang kau katakan?”
“Seperti
yang kita rencanakan semalam.”
“Dan
setujukah dia untuk menandatangani perjanjian?”
“Kau
harus berperan, sayang! Kudengar anaknya menunggak uang sekolah tiga bulan.
Datang dan selesaikan semua.”
Dahi
Rasha berkerenyit heran.
“Dia
akan merasa terbebas dari beban. Dan punya alasan untuk menolak!”
“Tidak!
Dia tipekal pembalas budi, sayang. Dia terpaksa akan menandatangani karena
merasa berhutang.”
“Yakinkah
kau?”
“Ya!
Hanya satu beban yang kita bebaskan dari bahunya. Masih ada tagihan listrik dan
tagihan bank! Dan jumlahnya sangat besar baginya. Dia akan menyerah!”
“Bagaimana
jika dia mampu membayarnya?”
“Sepekan!
Dari mana dia bisa mendapatkannya? Hanya kita yang dia kenal dekat. Hanya kita
yang bisa membantunya!”
“Tapi..”
“Percayalah!”
Sambar Elang cepat. “Aku tak ingin melakukannya. Karena dia akan tahu dan
akhirnya akan menolak tawaran kita. Dia terlalu mengangkat harga dirinya saat
didepan pria.”
“Baiklah!
Toh hanya satu beban. Aku akan ke sekolah besok.”
“Jangan
lupa isyaratkan sebuah nama agar terdengar oleh Laras.”
“Ok!”
Jawab Rasha riang sambil mengecup kembali bibir Elang kekasihnya.
Bergelayut
manja dan merbahkan dirinya dalam rengkuh Elang, menikmati setiap belaian
lelaki yang dicintainya.
Lelaki
yang tak kan rela dibaginya untuk perempuan lain, jika dia boleh jujur
mengedepankan rasa. Tapi kebahagiaan Elang yang utama! Dan dia tahu, Elang
begitu mencintainya, begitu menyayanginya dan tak mungkin mengkhianati cinta Rasha.
Kebahagiaan
Elang dan dirinya yang tepat! Ya! Dia juga sangat merindukan anak, dia
mencintai anak-anak sejak masa gadisnya, selalu bermimpi memiliki anak dalam
jumlah banyak, selalu mengkhayalkan keriuhan di rumah oleh tawa canda mereka.
Tapi
semestalah yang berkehendak! Rahim itu direnggut dari dalam dirinya atas ijin Elang
yang memilih hidup istrinya bertahan lebih lama dibandingkan kesempatan
memiliki keturunan.
Rasa
bersalah menjadi perempuan yang tak sempurna dan rasa rindunya akan kehadiran
anak-anak yang memunculkan ide itu di kepalanya. Elang harus menikah lagi dan
mendapatkan keturunan dari darah dagingnya. Keturunan yang bisa membahagiakan Rasha
dan menguatkan cinta Elang, anak yang akan meneruskan bisnis yang dibangunnya
dan anak yang akan diperolehnya dari pernikahan Elang dengan perempuan lain
seijinnya.
Butuh
waktu setahun bagi Rasha untuk meyakinkan Elang akan idenya. Butuh waktu lama
bagi Rasha bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk menyempurnakan
kebahagiaan mereka! Dia tak mau anak yang tak jelas garis keturunannya dan dia
sangat menginginkan anak yang mewarisi garis darah Elang!
Dan
perburuan itu pun mulai mewarnai hari-harinya. Dia telah memiliki kriteria madu
yang akan disandingkan dengan Elang dan dia harus memilih sendiri calon terbaik
yang ditemukannya.
Rasha
mendesah saat belaian Elang mulai membuat setiap pori-porinya meremang.
Pengembaraannya di dunia lamunan terusik oleh hasrat yang mulai bangkit
mengusik kewanitaannya.
Diikutinya
langkah Elang yang menuntunnya dengan penuh kelembutan ke arah kamar mereka,
dinikmatinya belaian Elang yang tak putus dalam setiap langkah mereka dan
dikecupnya bagian-bagian yang dia tahu akan membuat keinginan Elang memberontak
minta pelepasan.
***
by Rinzhara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar