Berteman dengan si Maya yang Nyebelin!



Sebenernya males juga nulis-nulis curhat lebay gini...qiqiqiii...tapi mungkin pengalaman ini bisa jadi pembelajaran di hari-hari ke depan...bagiku dan bagi siapapun yang baca tulisan ini.

Sebenernya pengalaman ini bukan big problem...bukan hal besar yang bisa bikin galau dan melow..tapi cukup bikin bingung #halah podho wae..qiqiqiii..#

Sebenernya juga unfriend, ignore, delete pertemanan dan blokir-blokiran di media sosial itu hal biasa. Apalagi jika kita sedang bermasalah dengan seseorang. Maka jangan jadi galau jika kemudian mendapati nama kita diblokir oleh si teman yang sedang bermasalah.

Nah...gak penting kan curhat lebay ini...qiqiqii..

Cuman masalahnya... jika tiba-tiba kita mendapati nama kita diblokir oleh seorang teman yang nota bene tak bermasalah dengan kita...naaahh sudah pasti kita akan bingung sendiri.. mencari-cari apa salah kita. Kenapa dan ada apa... dan banyak tanya akan terus mengusik relung kita untuk menelisik satu demi satu memori di kepala.. apa kesalahan yang sudah kita perbuat pada si teman? Yang tanpa kita sadari?? Yang membuat dia sampai begitu ketakutan pada kita? Hingga kita diblokir tanpa kata, tanpa lambaian tangan atau setidaknya tanpa caci maki dahulu? #ihh... yang ini asli lebay qiqiqi...#
Sebenernya #halah sebenernya maning :D # gampang sih menyikapinya. Kalo dia hanyalah seorang teman, ya abaikan saja. Ngapain dipikirin. Anggep aja dia udah gak mau berteman dengan kita. Habis perkara!

Lagian pertemanan kan gak bisa dipaksa. Pertemanan bisa terjadi kalau kedua belah pihak menginginkan. Kalau cuman sepihak ya.. gak bakal nyambung. Lagian toh masih banyak orang lain yang mau berteman dengan kita. Masih banyak orang lain yang akan menyambut baik niat kita mencari teman. So forget it. Abaikan dan move on!

Gak penting banget dipikirin. Bikin gendut! #qiqiqii... kan katanya cewek kalo kebanyakan mikir larinya ngemil :D gak boleh proteessss..wkwkwkkk..# abaikan... abaikan dan abaikan! That’s it!

Nah trus gimana kalo dia teman baik kita? Setidaknya teman yang selama ini sering bertukar comment dan sapa di media sosial? Trus gimana menyikapinya? Gak mungkin dong gak kepikiran. Mau ngabaiin juga dah bisa dipastiin tuh masalah muter di kepala kek kumpulan nyamuk kalo pas magrib datang. #halah lebay maning...qiqiqiii...#

Nah dalam kasus gini, menyikapinya tentu beda dong.

Yang pertama yang harus kita lakukan ya intropeksi diri. Atau seperti yang sempat aku singgung di atas. Kembali membuka satu demi satu memori yang ada di kepala. Kalo perlu buka semua aktifitas yang pernah kita buat bersama si teman. Susuri satu demi satu interaksi di media sosial dengan sang teman. Dari situ, kita bisa dapat petunjuk apa masalahnya. Atau setidaknya sedikit petunjuk, apa yang membuat si teman begitu tersinggung dengan kata-kata atau tanggapan kita.

Kalo dari segala hal tersebut di atas, kita masih bingung juga dengan masalahnya. Itu hal yang wajar! Karena kan kadang kita suka ke pede an kalo apa yang kita tulis dan ucapkan itu fine-fine aja. Gak merasa bersalah babar blas. Yah... namanya juga manusia.rambut boleh sama hitam tapi isi kepala beda-beda.

Apa yang menurut kita hanya becanda, bisa jadi menyinggung orang lain. Apa yang menurut kita hanya sebatas comment tanpa makna, bisa jadi melukai perasaan si teman.

Nah... dari pada kelamaan mikirnya. Dan lama kelamaan tubuh kita makin melar. Lebih baik ambil langkah kedua.

Yang kedua, yang paling efektif menurutku, adalah bertanya langsung pada si teman. Hehehee... kenapa dahinya pada berkerut? Ya iyalaaah... itu cara kedua yang harus segera kita lakukan kalo pengen hidup kita secepatnya kembali normal dan tenang.

Ingat! Waktu tak akan menyelesaikan masalah. Jadi bohong tuh #eh bukan bohong ding! Yang tepat... tak sepenuhnya benar...qiqiqiii...# kalo ada yg bilang ‘biarlah waktu yang mengurai masalah’ halah! Mana ada? Yang ada juga masalah itu akan terus berputar-putar dalam kepala kita. Akan terus mengikuti hari-hari kita. Bahkan kadang masalah itu akan semakin membesar seiring dengan bergantinya waktu.

Beneran! Aku pernah mengalaminya. Di mana aku pernah mendiamkan begitu saja saat ada masalah dengan seorang teman. Bukan hanya mendiamkan...bahkan cenderung menghindar. Hingga sampai pada suatu waktu di mana aku tak bisa lagi mengendalikan masalah. Fitnah berhamburan, tuduhan dan cibiran menyerangku secara membabi buta. Dan yang paling menyedihkan, satu demi satu teman-teman nyata dan maya menjauhiku... hikz! Meski pada akhirnya semua kembali bisa dikendalikan. Tapi tetap saja aku sempat terluka. Dan mana ada luka yang tak membekas? Semua luka selalu menyisakan bekas. Dan akan terus membekas dengan kenangan yang terasa menyakitkan... #huffttt.... sumprittt lebaaaaayyyy tapi juga sedih..hikz.. #

Uhuk... kok malah ngelantur ya curhatnya... qiqiqii...
Ehem... ehem...
Ok back to topic!

Lantas gimana caranya nanya ke si teman yang delete, ignore atau blokir kita? Kalo cuman di delete dan di ignore sih, masih bisa lah kirim inbox. Tapi kalo di blokir?

Nah cari akal dong! Bukankan kelebihan kita sebagai manusia itu diberi akal? So pakai akal dong! #hiiiiihhh... nyebelin qiqiqiii...#

Kita bisa cari contact private dia lewat teman-teman dekat dia. Cuman yang ini nih agak ribet, karena pasti akan banyak pertanyaan dan beberapa kebohongan yang kita buat. Kalo dapet ya langsung aja contact dia. Bertanya baik-baik, meminta maaf, menjelaskan maksud comment kita dan biarkan teman yang memutuskan akan kembali berteman lagi atau tidak.

Ya! Karena seperti yang kutulis di atas. Tali pertemanan harus dari dua belah pihak!

Apapun keputusan si teman, kita toh sudah tenang karena kita sudah tahu masalahnya. So, kita bisa lanjutkan hidup dan perbaiki langkah. Jangan sampai kesalahan kita terulang pada teman lainnya.

Trus kalo kita gak dapet contact profillenya gimana?

Ya cari penghubung! Cari satu orang yang kenal kita dan si teman untuk menyampaikan inbox kita ke dia. Caranya sih bisa dengan minta tolong ke orang itu untuk meneruskan inbox kita ke si teman.

Dan tunggu balasannya. Kalo si teman memang orang baik. Dia pasti akan merespon inbox kita. Setidaknya si teman akan membalas inbox kita karena segen sama orang yang dititipi inbox itu.

Kalo tetep gak mau bales?

Ya pake cara ketiga, samperin rumahnya! Wkwkwkkk... hanya itu cara terakhir. Qiqiqii... eh tapi ini gak perlu gak pa-pa sih...

Langsung aja ke langkah empat! Yaitu dengan.... #gak ada cara lain wkwkwkkk...# mengabaikan si teman. Ledakkan amarah, kebingungan dan kegalauan kita dengan menulis. tulis...tulis dan tulis. tulis apa aja! gak usah perduli tata bahasa, gak perlu ikut aturan baku EYD, gak perlu mikir serius kata2 dan diksi-diksi ilmiah atau indah..
Sing penting nulis! Curhat habis-habisan pada selembar kertas atau word kosong. Sampai lega. Sampai lelah. Lalu tidur... qiqiqiii...

Lagi-lagi harus buka pepatah. Bahwa tali pertemanan tak bisa dijalin sendirian. Harus ada pasangannya. Maka pertemanan itu akan indah dan membawa kegembiraan.

Trus?

Trus ya buang semua kenangan. Teman itu gak pantas menjadi teman kita. Gak pantas!

Wkwkwkkk... kok malah esmosi?

Biarin!

Bye.... dan semoga bermanpaat.. heheheheee...

Goresan rasa rinzhara


2 komentar: